Hal yang Harus Dipersiapkan Ketika Memulai Bisnis Reseller

16/09/2022

Bisnis reseller dapat menjadi pilihan yang bagus untuk memulai menjadi pengusaha, dari mulai produk makanan bahkan sampai alat ibadah, kesempatan untuk menjalankan bisnis reseller hampir tak terbatas. Dengan menjadi reseller, Anda tidak perlu bersusah payah menciptakan ide baru untuk membuat produk itu sendiri, sehingga waktu dan pikiran anda tidak perlu repot-repot terkuras, bahkan hal itu bisa Anda alihkan untuk fokus terhadap pemasaran produk Anda.

Bisnis reseller sangatlah familiar di era sekarang, karena model bisnisnya yang sangat cocok untuk semua kalangan dan juga sifatnya yang sangat fleksibel—baik dari segi waktu, menentukan laba, hingga menentukan model bisnis seperti apa yang ingin Anda terapkan. Tentu untuk menjadi seorang reseller, ada hal-hal yang perlu Anda persiapkan agar bisnis Anda nantinya dapat berjalan dengan lebih matang dan lancar, sehingga resiko ‘mandek’ nya bisnis Anda di tengah jalan dapat terhindarkan.

Anda hanya perlu memahami enam unsur, yaitu unsur “5W+1H” (what, who, when, why, where, dan how) untuk memulai sebuah bisnis reseller anda. Mengapa demikian? Ibarat kata, ketika Anda ingin membangun sebuah rumah, tentu diperlukan sebuah pondasi yang kuat dan kokoh agar rumah Anda tidak gampang rusak bahkan nyaman untuk ditinggali. Mengetahui 5W + 1H—atau dalam bahasa Indonesia unsur tersebut diartikan dengan; apa, siapa, kapan, mengapa, di mana, dan bagaimana—adalah cara membangun pondasi yang kuat untuk memulai bisnis reseller.

Untuk memahami maksud dari unsur-unsur tersebut dalam memulai bisnis reseller, Mari kita simak penjelasan berikut:

  1. What (Apa); Adalah Bagaimana Anda Memahami Product Knowledge 

Ketika Anda ingin memulai bisnis reseller, tentunya anda harus memastikan produk apa yang akan Anda jual. Di sini lah unsur “Apa” itu dimaksud. Pertanyaan “Produk Apa yang akan Anda jual?” tidak hanya sekadar pada jawaban: “Saya akan menjual makanan” atau “Saya akan menjual pakaian” tetapi Anda harus benar-benar mengetahui informasi secara rinci dari produk tersebut.

Mari kita ambil contoh soal reseller produk DS, atau yang lebih akrab dipanggil DS partner.

Apa yang DS Partner jual?”

DS partner menjual peralatan ibadah; di mana produk unggulannya, yaitu mukena dan sajadah genggam DS, memiliki keistimewaan sebagai produk peralatan ibadah dengan lipatan terkecil yang sudah memiliki rekor MURI. Kedua produk tersebut dibuat agar umat muslim dapat menjalankan ibadah kapanpun dan dimanapun dengan mudah karena sifat produk tersebut yang efisien dan praktis untuk dibawa ketika keadaan bepergian. 

Kalimat di atas sebenarnya menunjukkan bahwa, mengetahui “Produk apa yang dijual” berarti mengetahui informasi secara detail soal produk (product knowledge) dengan baik sehingga, ketika kita memasarkan produk tersebut, apa yang kita informasikan dapat meningkatkan kepercayaan terhadap konsumen mengenai produk yang kita tawarkan.

Ketika DS partner memasarkan produk, hal ini berarti DS partner sudah mengetahui info detail, paling tidak, yaitu tentang:

  • Apa yang menjadi keunggulan produk DS ketimbang produk dari brand lain?
  • Apa yang membuat customer harus memilih DS ketimbang brand lain?

Kesimpulannya, memahami unsur “Apa” berarti memahami informasi secara detail soal produk yang akan Anda jual (product knowledge).

  1. Who (Siapa); Ditujukan kepada Supplier  dan Customer Anda

Ketika Anda ingin memulai bisnis reseller, tentu mengetahui kepada siapa Anda akan bekerjasama dan kepada siapa produk Anda akan dijual, adalah hal yang tak boleh Anda lewatkan. 

Mengenal supplier Anda adalah hal penting karena jangan sampai Anda salah melakukan kerjasama dan bukannya meraih untung, Anda malah mengalami kerugian. Begitu pula mengenali customer Anda adalah hal yang sama pentingnya, jangan sampai bisnis Anda tidak laku karena Anda salah sasaran ketika memasarkan produk Anda.

Mari kita simak contoh di bawah ini:

DS partner bekerjasama dengan brand DS dan usahanya berjalan dengan lancar karena dia telah mengetahui dan mengenal DS. Ia memastikan bahwa menjadi DS partner dapat melakukan pemasaran tanpa adanya target, tetapi ia tahu bahwa ia akan mendapat reward saat ia berhasil memasarkan produk tersebut secara massal, selain itu terdapat diskon progresif yang membuat penjualan produk DS menghasilkan keuntungan besar untuknya. Ia bahkan tidak perlu repot-repot untuk membuat bahan promosi, karena DS telah menyediakannya. 

Pada bagian kalimat di atas, menunjukkan bahwa DS partner mengenal siapa itu brand DS yang menjadi supplier produk-produknya dan mengetahui bahwa bekerjasama dengan DS tidak akan merugikannya.

DS partner juga berhasil memasarkan produknya secara lancar karena ia berhasil menjual produknya ke orang-orang yang tepat. Customernya adalah orang-orang yang membutuhkan produknya—semisal, produk sajadah genggam, yang dibutuhkan orang-orang yang sering bepergian.

  1. When (Kapan); Adalah Perihal Manajemen Waktu

Salah satu keuntungan menjadi reseller adalah waktu yang sangat fleksibel sehingga memudahkan banyak orang; seperti orang-orang yang menjadi reseller sebagai pekerjaan sampingan akan lebih mudah menyesuaikan dan membagi waktu, tetapi tentu saja memulai bisnis membutuhkan konsistensi, di mana konsistensi membutuhkan adanya manajemen waktu. Berikut contoh-contoh manajemen waktu yang harus Anda perhatikan:

  1. Rencanakan kapan Anda akan melakukan posting produk di sosial media Anda.
  2. Rencanakan kapan saat Anda akan membuat promosi produk Anda.
  3. Rencanakan kapan Anda akan melakukan evaluasi bisnis Anda.

Management waktu, adalah sebuah patokan dalam mempersiapkan segala kegiatan dan perencanaan bisnis Anda. Tanpa adanya patokan waktu, bisnis Anda tentu akan terbengkalai.

  1. Why (Kenapa); Berfungsi untuk Mengukuhkan Semua Langkah Anda

Ketika Anda memberikan potongan harga, memberikan gratis biaya pengiriman, atau segala bentuk promosi Anda kepada customer, maka Anda harus mempunyai alasan yang kuat kenapa Anda melakukannya. Contoh, Anda memberikan potongan harga kepada pelanggan setia Anda, alasannya adalah untuk menjalin relasi lebih kuat sehingga kesetian customer Anda dapat dibangun lebih erat. Anda juga telah mempunyai alasan bahwa potongan yang Anda berikan tidak merugikan penjualan produk Anda, tetapi hanya mengurangi jumlah keuntungan yang Anda peroleh. Hal-hal seperti itulah bentuk dari menetapkan unsur “why” di mana Anda menetapkan alasan yang kuat terhadap promosi yang Anda lakukan

Contoh lainnya adalah ketika Anda mencoba untuk memutuskan membangun kerjasama dengan suatu brand, Anda melakukannya karena Anda sudah mengenal brand tersebut dan Anda tahu bahwa brand tersebut memiliki visi dan misi yang selaras dengan karakter Anda. Begitu pula dengan produk yang Anda pilih, Anda telah mengetahui gambaran dari produk yang akan Anda jual, tetapi Anda memilih produk itu karena Anda telah mendapatkan alasan bahwa produk tersebut cocok dengan Anda dan bisa jadi cocok untuk orang-orang terdekat Anda, di mana sebelumnya Anda telah merencanakan bahwa akan memulai memasarkan produk tersebut ke orang-orang terdekat Anda.

Unsur “why” tidak hanya diterapkan ketika Anda melakukan promosi, tetapi diterapkan terhadap setiap langkah bisnis yang Anda ambil.  

  1. Where (Dimana): Menjelaskan “Wadah” Anda dalam Memulai Bisnis Reseller

Bisnis reseller dapat dilakukan secara online maupun offline. Ketika Anda melakukan pemasaran produk Anda melalui offline, Anda dapat menentukan hal-hal sederhana seperti:

  1. Di mana Anda akan menyimpan stock Anda? Apakah Anda akan menyimpan di rumah Anda? atau Anda telah memiliki tempat tersendiri? 
  2. Di mana Anda akan menjual produk tersebut? Apakah di lingkungan pertemanan Anda, lingkungan kerja, ataupun di toko offline Anda?

Bila Anda ingin memulai bisnis reseller secara online, berikut hal-hal yang bisa Anda pilih

  1. Menjual melalui media sosial seperti Whatsapp dan Instagram
  2. Menjual melalui marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Blibli, dsb.

Anda juga bisa memilih untuk melakukan bisnis offline dan online secara bersamaan. Semua keputusan tersebut dapat Anda ambil menyesuaikan situasi, kondisi, kebutuhan, dan sumber daya Anda.

  1. How (Bagaimana): Adalah Cara Anda Memetakan Seluruh Langkah Anda

Penerapan unsur “How” paling umum adalah bagaimana Anda membuat gambaran tentang rencana Anda dalam melakukan pemasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mengaitkan kelima unsur sebelumnya; what, who, when, why, dan where.  Ketika Anda telah mengenal produk Anda dengan baik (what), contohnya seperti reseller yang telah mengenal produk Sajadah Genggam DS, maka dapat dibuat gambaran bahwa produk itu akan dipasarkan dengan membuat unggahan di status soal media Anda sebagai langkah pertama Anda.

Setelah Anda mengenali siapa customer Anda (who) kemudian bisa dibuat gambaran bagaimana Anda akan menjalin komunikasi dengan customer Anda—semisal dengan mengirim pesan melalui WA dan melakukan kunjungan. Ketika Anda sudah mengenal supplier, Anda bisa membuat gambaran bagaimana bekerjasama dengan supplier Anda—misalnya Anda memutuskan untuk melakukan trial kerjasama selama tiga bulan. 

Ketika Anda membuat promo untuk pelanggan Anda—selain anda telah menetapkan jadwal mengekspos promosi (when), telah mempunyai alasan kenapa promosi itu dibuat (why), dan telah merencanakan di mana Anda akan memposting promosi Anda (where)— maka Anda tidak boleh lupa untuk menggambarkan bagaimana Anda akan membuat program diskon tersebut—-seperti membuat potongan harga 5% untuk minimal pembelian tertentu.

Pada Intinya, ke enam unsur (5W+1H) dapat disusun untuk membangun pondasi ataupun kerangka Anda dalam memulai bisnis reseller dan dapat pula dikaitkan satu sama lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published.