7 Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan 

Daftar Isi

Bulan Ramadhan, Tidak lama lagi kita (ummat islam) akan bertemu dengan sebuah waktu,suasana,rasa,yang kita rindukan setiap tahunnya, dimana semua muslim berkumpul,berpuasa,beribadah,dan berbagai kegiatan seru dalam meramaikan dan mensucikan bulan ini, yaitu bulan ramadhan.Terlepas dari itu dalam memasuki bulan ini, berbagai suku,adat,dan budaya di Indonesia memiliki tradisi masing-masing dalam menyambutnya,nahh.. Penasaran?   Berikut DS sajikan 7 tradisi itu.

Baca Juga

Meugang-Aceh  

 

Tradisi makmeugang atau meugang pada menjelang bulan ramadhan ini merupakan sebuah tradisi di mana setiap masyarakat memasak daging dan menyantapnya bersama keluarga. Pada tradisi makmeugang ini diawali dengan melakukan pemotongan hewan seperti sapi, kerbau, atau kambing.

Pada sebagian masyarakat juga, ada yang langsung membeli daging di pasar untuk mengolah daging tersebut menjadi makanan apa pun. Tidak jauh berbeda pada zaman kerajaan Aceh, tujuan makmeugang ini masih sama hingga sekarang yaitu membagikan daging kepada masyarakat, khususnya yang fakir miskin.

Bakar Batu-Papua

Bulan Ramadhan, Masyarakat Papua melakukan tradisi bakar batu yang merupakan tradisi turun temurun dari berbagai suku di Pegunungan Papua, termasuk warga kampung Wosilimo suku Dani di lembah Baliem ( Baliem Valley) Papua. Penamaan upacara bakar batu ini beragam. Pada suku Lani, acara bakar batu ini disebut lago lakwi.

Di perkampungan Wamena, masyarakat setempat menyebutnya kit ova isago. Warga beberapa suku Papua lainnya, termasuk suku Dani, mereka menyebutnya dengan sebutan Barapen.

Dikutip dari “Etnopedagogi Falsafah Bakar Batu di Tanah Papua” ditulis oleh Dinn Wahyudin dan Dr. Agus Sumule, upacara bakar batu merupakan upacara ritual dengan cara memasak bersama, yang bertujuan mengungkap rasa syukur kepada pemberi kehidupan atas karunia yang telah diberikan.

Batahlil – Ternate

Pada Bulan Ramadhan mendatang,dimulainya tradisi batahlil dengan berziarah ke kubur orang tua atau keluarga yang telah meninggal. Ziarah dilakukan dengan menaburkan potongan kecil daun pandan di atas pusara dan kemudian menyiramnya dengan sebotol air lalu membacakan doa.

Setelah itu, warga yang akan melaksanakan batahlil mengundang perangkat masjid dan tetangga terdekat ke rumah bersangkutan untuk bersama-sama malaksanakan batahlil. Dalam prosesi batahlil warga yang semuanya laki-laki duduk saling berhadapan di meja panjang tikar. Perangkat masjid, yang biasanya imam, duduk di bagian ujung dan bertindak sebagai pemimpin dalam batahlil.

Megimbung – Bali

Setiap bulan ramadhan telah dimulai tradisi Megibung dari masak masakan khas traditional Bali secara bersama-sama, baik itu nasi maupun lauknya. Setelah selesai memasak, warga kemudian menyiapkan makanan itu untuk disantap. Nasi putih diletakkan dalam satu wadah yang disebut gibungan, sedangkan lauk dan sayur yang akan disantap disebut karangan. Tradisi megibung ini  dilangsungkan saat ada upacara adat dan Keagamaan di suatu tempat, terutama di daerah Karangasem, misalnya dalam Upacara yadnya seperti pernikahan, odalan di pura, ngaben, upacara tiga bulanan, dan hajatan lainnya. Pada kegiatan ini biasanya yang punya acara memberikan undangan kepada kerabat serta sanak saudaranya guna menyaksikan prosesi kegiatan upacara keagamaan tersebut. Sehingga prosesi upacara dapat berlangsung seperti yang diharapkan.

Malamang-Sumatera Barat

 Tradisi ini disebut dengan Malamang (membuat lemang).

Lamang, atau lemang ialah makanan dari puluik (ketan) yang dimasak bersama santan dan dikemas dalam wadah bambu yang dilapisi daun pisang, kemudian dimasak dengan perapian atau unggun yang sengaja dibuat untuk itu.

Nyadran – Jawa

Tradisi Jawa menuju bulan ramadhan, Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu sraddha yang artinya keyakinan. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat di daerah pedesaaan saat akan menjelang bulan Ramadhan. Salah satu desa di Jawa Tengah yang kuat dengan tradisi Nyadran adalah Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Dilansir dari berbagai sumber, masyarakat Desa Wadas biasanya melaksanakan tradisi Sadranan atau Nyadran dengan cara berziarah ke makam leluhur bersama-sama di tiga tempat pemakanan umum yang ada di Desa Wadas.

Itu dia 7 daftar tradisi menyambut Bulan Ramadhan, selain tradisi tersebut DS Darlings juga bisa memberikan kebahagiaan untuk keluarga,teman,atau saudara untuk menyambut Bulan Ramadhan 2022 besuk dengan cara memberi hadiah fashion atau berbagai alat ibadah yang tentu saja produk dari DS yang berkualitas dan fashionable dengan zaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published.